Saturday, December 15, 2007

Me Inside Hip Hop

Ga asing lagi budaya hip hop sudah masuk ke negara kita sejak beberapa masa yang lalu. Musisi – musisi Indo yang terinspirasi akan budaya hip hop tersebut pun mulai mengekspresikan dirinya dan menyandang sebutan musisi hip hop. Sebut saja Iwa K, Denada (sekarang pindah ke dang dut gedang dut), penyanyi RnB Shania, dan yang beberapa waktu ini sering terdengar macem YacKo, Saykoji, Kungpow Chicken, Neo,Fade2Balck yang kolabo sama Bondan dan laen – laen.
Yang saya tau hip hop terdiri dari empat unsur yakni DJ (Disc Jokey), Breaker (Dance), Graffity, dan Rap. Karena saya demen Rap maka kali ini saya akan ngebahas seputar Rap.
Dimata saya Rap itu sebuah seni untuk mengungkapkan ekspresi diri dalam bermusik melalui media kata – kata berima yang diiringi dengan beat – beat ala hip hop. Orang yang melakukan Rap biasa disebut Rapper. Dalam Rap dikenal istilah battle & dissing. Battle itu adalah semacam adu ketangkasan satu lawan satu langsung, dengan cara mengeluarkan kata – kata berima untuk menjatuhkan mental lawan yang sedang dihadapi. Biasanya ada semacam wasit sebagai pembawa acara. Tiap Rapper akan diberi beat oleh DJ sesuai instruksi wasit dalam waktu tertentu, untuk menjatuhkan mental lawannya. Kalau waktu berhenti, maka beat berhenti dan wasit pun mengulirkan giliran ke Rapper yang satunya. Dan Rapper yang terbata – bata, ato ga bisa bales kata - kata yang dikeluarkan lawannya bakal dinyatakan kalah. Dalam battle terbuka yang ada audience-nya, pemenang bakal ditentukan oleh apresisasi audience.
Dissing di mata saya adalah mengkritik ato menjawab karya orang laen dengan media lagu rap. Contohnya kayak Lee Bok Siah yang ngediss lagu kleptonya Ebith. Ato Thufail yang ngejawab Puritannya Homicide. Ato kalo lokal Surabaya ada Homo Sloky dkk yang juga ngejawab lagu Da Flava yang ngediss mereka.
Kontroversi….
Dunia hip hop emang menarik, khususnya Rap yang bikin saya tertarik. Sempet saya join sama temen dan ngebentuk sebuah band bernama KoJan yang maenin lagu – lagu hip hop. Mulai Hip Rock, Hip Metal, Rap Rock (yang notabene evolusi perkembangan dari lagu hip hop), sampe lagu Rap ato RnB (sejak bergabungya 2 personil cewe yang ngisi posisi keyboard & vokal). Sempet ikut beberapa even dan kompilasi namun karena personilnya udah pisah – pisah kampus, jadi rada ga eksis. Juga sempet join sama temen buat ngebangun grup rap yang terdiri dari 5 orang tapi akhirnya bubar juga karena sesuatu hal.
Walaupun aktivitas band ato grup Rap tersebut, hobi akan hip hop masih jalan. Masih suka ndengerin acara hip hop radio, listen battle on da phone di BBM, ato ngendonin situs hip hop.
Sampai suatu waktu temen – temen saya menjuluki saya Rapper. Ha..ha.. Disini saya perlu ngelurusin. Saya cuman hobi akan musik Rap, suka ndengerin musiknya, dan sedikit ingin tahu perkembangannya. Kalau disebut Rapper sih masih jauh boz! Buat musik enggak, battle juga pake lirik dan itu pun by phone, eksis apalagi. Ga siap rasanya kalau predikat Rapper melekat begitu saja.
Hip hop mungkin akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dan saya yang hanya bisa pasrah saat dijatuhi predikat Rapper pun akan terus mengikuti perkembangannya selama itu menarik dan mampu saya ikuti.
Begitu juga dengan sistim Ujian Nasional (UNAS) yang berkembang dan juga berubah – ubah setiap tahunnya. Dan sebagai pelajar saya yang hanya bisa pasrah saat dijatuhi waktu 3 bulan ke depan untuk menghadapi sistim UNAS yang sudah berkembang mata uji pelajarannya dari tiga menjadi enam. Tertarik ataupun tidak, mampu atau tidak mampu harus mau mengikuti perkembangannya.
Ibarat battle rap, ini adalah battle terbuka antara saya sebagai pelajar dengan UNAS dan pemerintah sebagai wasit sekaligus audience penentu kemenangan. Si UNAS dapat giliran pertama buat ngerap. Seolah lirik, si UNAS memberikan saya sesuatu yang baru dalam liriknya. Soal jadi 2 macam, mata uji jadi enam, nilai standart kelulusan 5.25, selisih nilai juga ada batasannya dan laen – laen. Semua tampak hebat di mata audience, mereka pun bersorak. Waktu habis, wasit yang seolah ga peduli akan akibat dari lirik – lirik si UNAS yang menekan mental saya pun memberikan giliran pada saya. Perasaan saya pun campur aduk. Menghadapi lirik yang begitu hebat, tekanan yang begitu kuat, beat yang seolah berdentum selama 3 bulan ke depan, memojokkan saya untuk segera menjawab semua itu.
Apakah saya mampu memenangkan battle ini? Apakah saya mampu menarik apresiasi audience? Saya takut terbata – bata menjawabnya, dan kemungkinan yang lebih parah saya tidak bisa menjawab lirik lawan saya tersebut, dan tidak bisa memuaskan kuping audience yang juga jadi penentu dalam battle ini.
Naudzubillah….





No comments: