Thursday, August 30, 2007

Sudah Pintarkah Anda?

Seperti biasa, jam terakhir skul bikin penyakit ngantuk semakin mendominasi otak, ditambah lagi bel pulang serasa menghantui sehingga membuat tangan dan mata dengan kompaknya berkolaborasi untuk bolak balik melihat jam di layar HP.Rumus – rumus kimia yang dijelaskan panjang lebar oleh guru (sekaligus wali kelas) yang juga sangat minim senyum serasa menambah kepenatanku di hari itu.Daripada tenggelam dalam kepenatan kucoba untuk memulai obrolan dengan teman sebangkuku, dan kebetulan dia termasuk anak cewek yang menyandang predikat pintar di kelasku.

“Euh..jam terakhir kok diisi pelajaran eksak, harusnya kan ditaruh di awal – awal jam biar ga bisa nangkep materinya, tul gak?”tanyaku padanya.Dia cuman menjawab dengan anggukan kepala sambil menulis.”Lu kok serius amat, eh emang besok lu pengen kerja apaan?”tanyaku sekali lagi, “huh ga penting, mending kamu urus tuh dirimu sendiri teori gini aja, ga bisa malah mikir praktek kerjanya”jawabnya.Temanku yang sedari tadi ngedengerin ikutan nimbrung”heh, kalo ngomong tuh dipikir, jaman sekarang kalo cuman pinter doank ga bakalan hasil, musti pinter komunikasi juga”,”hey kalo orang pinter aja ga berhasil, apalagi yang tolol, makanya jangan ngomong aja”sahutnya.Aku dan temanku pun saling pandang karena kami termasuk orang yang nilai akademiknya mid – low,”Orang pintar tuh tau cara menghargai orang laen, dan orang tolol kalau mau ulet dan giat berusaha maka dia juga akan berhasil, sudah banyak contohnya!”jawab temanku ga mau kalah.Akhirnya terjadi perdebatan kecil diantara mereka.

Dari sini dapat lihat bahwa terdapat dua argumen yang dapat disimpulkan dan saling bertentangan yaitu “orang pintar aja ga berhasil, apalagi yang tolol” dan “sekalipun ia tolol kalau dia mau ulet dan giat berusaha, maka dia akan berhasil”.Maka akan mucul pertanyaan manakah yang benar diantara keduanya.Pasti akan didapat beragam jawaban.

Dalam konteks diatas si cewek mulanya tidak mau berbicara dengan teman saya karena si cewek merasa bukanlah hal penting untuk berbicara dengan “bad boy”tolol sok tahu dan menggangu privasi belajarnya, tetapi ketika si “bad boy”memberikan argumen bahwa potensi si cewek tidak berarti apa - apa apabila dia tidak mempunyai skill bersosialisasi dengan sekitarnya seperti yang dia punya, si cewek pun mulai menanggapinya.Mari kita perhatikan, bukankah si cewek yang sedari tadi tidak mau meladeni si”bad boy” akhirnya mau meladeni juga?, bahkan sampai terjadi perdebatan diantara mereka.Bukankah “si cewek pintar” yang tegas pendiriannya akhirnya bisa juga goyah oleh argumen si “bad boy” yang dianggapnya tolol? .Bukankah yang terjadi adalah “si pintar” telah terpedaya oleh “si tolol”?.

Memang paradigma masyarakat menganggap bahwa seseorang yang bagus prestasi akademiknya adalah orang yang pintar, dan yang prestasi akademiknya minim adalah orang bodoh.Tapi kenapa banyak lulusan perguruan tinggi bergelar sarjana A sarjana B yang masih banyak menganggur?, sedangkan seorang Tukul “Riyanto”Arwana yang hanya lulusan SD bisa berhasil dalam karirnya dalam Talk Show Empat Mata dan namanya pun hampir setiap orang di Indonesia tahu.Kalau kita perhatikan sebenarnya si Tukul ini hanya membaca pertanyaan yang dibuat oleh tim kreatif lalu disertai dengan membumbuinya menggunakan ketrampilan berkomunikasi meluncurkan joke – joke segar sehingga orang yang terlibat merasa “pengen ketawa lepas” dan mengkesampingakan pertanyaan yang diajukan padanya, tak jarang mereka meminta untuk diulangi pertanyaanya.Tukul tidak menggunakan kemampuannya berhitung, Tukul tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang benar, Tukul hanya menggunakan kemampuannya berkomunikasi untuk membuat orang – orang menyukainya dan tenggelam dalam guyonannya.Saya tidak mendapati Tukul menggunakan kemampuan akademiknya dia hanya mengkomunikasikan apa yang dia inginkan dan dia mendapatkannya juga apa yang dia inginkan, yaitu sebuah tawa.Dia hanya menggunakan komunikasi.Nah disini kembali kita diajak berpikir, apakah prestasi akademik dapat menjamin seseorang akan berhasil dalam karirnya, dan orang yang hanya pandai berbicara karirnya tidak akan mencapai titik keberhasilan?.

Pada saat zaman dimana manusia tidak dapat berbicara, manusia mengatur hidupnya sendiri – sendiri.Pada saat ditemukan manusia mulai bisa berkomunikasi, berbicara dengan manusia lain, maka ditemukan juga kemampuan untuk mengatur manusia lain, memanipulasinya, dan mendapatkan apa yang diinginkan.Dalam hidup beragama juga diajarkan cara berkomunikasi dengan Sang Pencipta.Maka disini komunikasi adalah senjata penting apabila kita ingin meraih apa yang kita harapkan.

Dalam kehidupan nyata seseorang dituntut agar bisa berkomunikasi dengan baik dengan sesamanya agar bisa mendapatkan tempat yang baik dimasyarakat.Apabila kita hanya diam, diam , dan diam, mengandalkan “kepintaran akademik” kita sementara dunia luar menuntut kita untuk bisa berkomunikasi, maka apa yang terjadi?.Apakah “kepintaran” dalam bidang “akademik” tersebut adalah apa yang disebut “pintar” dalam arti “sesungguhnya”?. (bay)





No comments: